Sabtu, 10 Februari 2018

Sejarah Pondok pesantren walisongo sragen

Ponpes Walisongo adalah pondok pesantren salafi, yang didirikan oleh KH. Ma'ruf Islamuddin pada tahun 1995 di dusun Sungkul, Plumbungan, Kr.Malang, Sragen.
Pada awal berdirinya ponpes Walisongo hanya ada beberapa santri yang mukim dan di tambah santri-santri yang berdomisili di sekitar pondok. Dan kajian yg dipelajari di ponpes Walisongo seperti pada pondok pesantren salaf pada umumnya, yaitu mempelajari Al-Qur'an dan kitab kuning yang membahas tentang fiqih, ilmu alat, adabiah, tasawuf dan aqidah dan lain-lain.
      Sejak tahun 1999 di Ponpes Walisongo sudah ada Madrasah Diniyyah ( Madin ) Walisongo, yaitu lembaga pendidikan non formal untuk memanage para santri yang mondok di ponpes Walisongo dalam mengkaji kitab kuning. 
Seiring dengan makin bertambahnya para santri yang mukim di pondok dan kebanyakan juga sambil sekolah formal diluar pondok, maka timbul gagasan untuk mendirikan lembaga pendidikan formal sendiri yang berada tak jauh dari kompleks pondok.
Baru pada tahun 2006 ponpes Walisongo mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal yang bernama "Lembaga Pendidikan Islam ( LPI ) Sunan Walisongo", pada awal berdirinya LPI yaitu PG & TK Walisongo serta SMP Walisongo.
Kemudian pada tahun 2008 mendirikan Sekolah Dasar Islam ( SDI ) Walisongo dan pada tahun 2009 berdiri SMK walisongo.
Kemudian pada tahun 2011 berdiri Madrasah Mu'alimin kusus untuk para santri yang mondok di PP Walisongo yang tidak sekolah formal.


Jumat, 09 Februari 2018

Biografi Abah Kh. Ma'ruf Islamuddin

Biografi KH. Ma’ruf Islamuddin


K.H. Ma’ruf Islamuddin dikenal oleh masyarakat dan para santrinya sebagai seorang ulama yang memiliki pribadi dan watak yang istimewa. Karena watak dan kepribadiaannya tersebut, menyebabkan orang lain menaruh rasa hormat dan segan kepada beliau. Di mata masyarakat, beliau adalah seorang ulama yang karismatik, yang menarik simpati masyarakat karena jiwa dan raga beliau semata-mata diperuntukkan untuk santri dan masyarakat.
Mulai dari kehidupan yang sederhana, tidak menunjukkan gaya hidup yang mewah, akan tetaoi gemar menolong orang lain, dan dalam berdakwah tanpa mengaharapkan imbalan dan pamrih. Karean semua tindakan itu, beliau lakukan dengan ikhlas dan penuh kesadaran dan ketakqaan kepada Allah SWT.
Ciri khas yang melekat dalam dirinya, disamping sebagai seorang da’I yang keilmuannya tidak diragukan lagi, beliau juga sosok yang berpikiran maju dan moderat. KH. Ma’kruf islamuddin sering disebut sebagai sosok kyai pesantren yang cukup unik. Apresiasi beliau terhadap kesenian begitu tinggi, dan berikut adalah latar belakang keluarga KH. Ma’ruf Islamuddin supaya kita mengenal lebih dekat sosok beliau. Ma’ruf Islamuddin adalah putra dari pasangan Imam Dasuki dan Ibu Ngadinem. Beliau anak bungsu dari 3 bersaudara, yaitu:
Abdurrahman
Paiyem
Ma’ruf Islamuddin
Beliau dilahirkan di kota Sragen ( Jawa tengah) pada tanggal 26 November 1966 Masehi. Ma’ruf Islamuddin diasuh oleh kedua orang tua beliau sendiri. Kedua orang tuanya bekerja sebagai petani. Dimana pekerjaan sehari-harinya adalah menanam padi dan mengolah tanah sawah. Penghasilan yang didapat tidak menentu, itupun kalau sedang musim panen dating. Untuk membiayai sekolah semua anak-anaknya disisihkan dari hasil tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, Ma’ruf kecil tergolong anak yang rajin membantu kedua orang tuanya di sawah. Beliau selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kedua orang tuanya. Karena sifat penurutnya itulah Ma’ruf tergolong istimewa dimata kedua orang tuanya.
Ketika menginjak masa remaja beliau sudah rajin dalam kegiatan keagamaan yaitu: beribadah, mengaji, dan berkumpul dengan anggota masyarakat sehingga mereka akrab dengan beliau. Di usia remaja itulah bakat bercakap beliau tumbuh dengan pesat.
Pada tanggal 19 Maret 1989, Ma’ruf diusia remajanya memberanikan diri untuk menyunting Siti Fatimah, seorang gadis dari Teobayan, Kalijambe, Sragen. Dulu keduanya merupakan teman sesama santri di Pondok Pesantren Banu Saudah. Keduanya dipertemukan dan akhirnya dijodohkan oleh Kyai Mashur yang tak lain adalah pengasuh Pondok Pesantren Banu Saudah tersebut. Hingga saat ini, keduanya dikaruniai 5 anak, mereka yaitu:
M Bahrul Mustawa
Muhammad Afif Al Ayyubi
Zain Kholisotul Ma’rufah
Muhammad Ainun Naim
Qurrotul Ahsani Ma’rufah


#Santri_w9

Sejarah Pondok pesantren walisongo sragen

Ponpes Walisongo adalah pondok pesantren salafi, yang didirikan oleh KH. Ma'ruf Islamuddin pada tahun 1995 di dusun Sungkul, Plumbungan...